Muatan Pembelajaran Kurikulum 2013 SD |
Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I hingga Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak memakai pembelajaran tematik-terpadu.Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran ke dalam banyak sekali tema menyerupai yang terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel: Daftar Tema Kelas I, II, dan III
KELAS I | KELAS II | KELAS III |
---|---|---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KELAS I | KELAS II | KELAS III |
---|---|---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel : Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI
KELAS IV | KELAS V | KELAS VI |
---|---|---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
muatan pembelajaran, Pendekatan yang dipakai untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari banyak sekali mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.
Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata pelajaran.
Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran biar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga sanggup saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih mempunyai Kompetensi Dasarnya sendiri.
Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan banyak sekali mata pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna banyak sekali konsep dasar sehingga penerima didik tidak berguru konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian, pembelajarannya memperlihatkan makna yang utuh kepada penerima didik menyerupai tercermin pada banyak sekali tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun menurut campuran proses integrasi menyerupai dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik menyerupai yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.
Selain itu, pembelajaran tematikterpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat banyak sekali mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menjadikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains menyerupai itu terutama di Kelas I, II, dan III menjadikan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk akomodasi pengorganisasiannya, Kompetensi DasarKompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing bangkit sendiri, sehingga pendekatan integrasinya yaitu multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap memakai tematik terpadu.
Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial menyerupai diuraikan di atas sanggup juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya, keterampilan, dan bahasa kawasan diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan kawasan diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Advertisement